Paham ini sangat lekat di masyarakat jawa tentunya , diamana saja mereka masih menjunjung paham ini , seperti kliwonan ini istilah menyalakan dupa tiap hari kliwon dalam penangalan jawa
dalam hal pernikahan ada paham jawen juga
misal dalam pemilihan jodoh tentu saja ada pantang larang nya
sering saya bertanya mengapa harus begitu ...??
dengan pemikiran nasionalisme saya dan berusaha menentang mereka
selalu saja saya tidak berhasil mengulingkan pemahaman meraka yang sudah lekat dari dulu dan menjadi sebuah tradisi
banyak hal yang perlu diperhitungkan tentang semua hal
kejawen juga mempunyai buku tersendiri , yang saya kenal dengan Buku Primbon jawa.
Dulu saya pernah bicara pada diri saya sendiri saya tidak akan membaca buku ini , karena saya takut hal ini akan bertentangan dengan keyakinan saya .
namun hal ini tidak bisa saya duga ketika itu teman saya ternyata membawa buku primbon ini
ketika saya membacanya banyak hal misalnya tentang hal pencarian jodoh , cocok tidaknya dan segala pantang larangnya dan ada pula membahas tentang hal sehari-hari
ternyata itu buku primbon , tanpa sadar saya telah membacanya
Mungkin saat ini sangat jarang orang yang punya buku ini , apa lagi orang yang mengusainya
ada juga orang orang yang menguasai perhitungan jawa karena keturunan
namun tak bisa dipungkiri budaya ini masih kuat melekat di masyarakat jawa
kalau di daerah saya ada larungan ketika bulan syura , di laut "Sedekah laut "
ataupun di darat biasa disebut " sedekah bumi "
dan banyak lagi lainya yang ada juga yang bertentangan dengan keyakinan saya
Walau sebagian lainya saya anggap biasa aja namun yang paling kuat , yang cukup berpengaruh dalam hidup saya ini di zaman Nasionalisme tetap saja saya harus mau tidak mau akan selalu menjumpai hal ini
menurut saya dalam hal " Pernikahan " karena banyak juga pantang larang yang mungkin akan mereka katakan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Ketika kita membahas hal pernikahan walau kita sudah yakin atau pun kita sudah menemukan pasangan yang cocok dalam proses Pra nikahnya juga akan ada hal ini
Tetap saja saya adalah Seorang jawa , yang hidup dengan pemahaman Nasionalisme saya
di tengah masyarakat Kejawen tentu saja saya tetap menghormat
orang tua/orang yang dituakan ( Bili Sepuh ), saya juga tetap menghormati
Pemikiran orang tua saya dan saya sebagai anak akan mengalah kepadanya asal masih sejalan dengan prinsip saya , namun hal ini tidak bisa dipungkiri akan selalu saya jumpai dalam masyarakat
Tradisi akan selalu lekat dengan daerahnya dan orangnya , walau orang tersebut pergi jauh merantau
tetap saja ia membawa ciri khasnya
Mungkin sedikikit itu tentang pemikiran tentang paham jawa " Kejawenisme "
yang tidak bisa lepas dari seorang jawa , dan tetap saja saya adalah jawa
0 Response to "Kejawenisme"
Posting Komentar